Surakarta tahun 1898 wabah pes merajalela dan meminta banyak jiwa. banyak orang yang dirawat dibarak-barak darurat. untuk menghibur rakyat yang sedang menderita, KRT Wreksadiningrat segara mengerahkan para abdi untuk merawat dan mempersembahkan hiburan kesenian. Mereka membawa lesung untuk ditabuh disertai dengan tarian dan nyanyian.
Beberapa seniman mengembangkan ketoprak lesung dengan menambah instrumen musik, seperti siter ( alat musik yang berdawai, bentuknya menyerupai kecapi Sunda), Gender ( Gamelan jawa yang dibuat dari bilah- bilah logam berjumlah empat belas dengan penggema dari bambu), kendang dan genjring ( rebana kecil yang dilengkapi dengan kepingan lagom bundar pada tangkainya). Mereka mulai manggung diluar tembok keraton dengan memakai kostum ala Turki atau Arab dengan mengambil cerita rakyat jawa. dialognya dinyanyikan sambil menari.
Ketoprak langsung dari Solo untuk pertama kali dipentaskan di Yogyakarta pada tahun 1900, yaitu sebagai hiburan dalam rangka memeriahkan perkawinan Agung KGPAA Paku Alam VII dengan RA Puwoso, putri Sunan Pakubuwono X. sejak itu ketoprak berkembang di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar